undefined
undefined
Unknown
Teman, disana engkau terbuai akan kenikmatan.
Sementara kami disini menanggung pahitnya penderitaan.
Teman, di depanmu tersuguh segala jenis makanan.
Sementara perut kami bertahan dalam kelaparan.



Kami berjuang demi sepercik kenikmatan.
Sementara kau tenggelam jauh didalamnya.
Kami berjuang demi segenggam nasi di tangan.
Sementara perutmu dipenuhi olehnya.


Teman, pernahkah kau iri dengan hidup kami?
Hidup yang penuh dengan rintihan dan pengharapan.
Teman, pernahkah kau impikan hidup seperti kami?
Hidup yang penuh dengan tangisan dan khayalan.




Disini kami tenggelam dalam rasa iri.
Melihat segala sesuatu yang kau nikmati.
Disini kami termakan rasa cemburu.
Melihat segala kecukupan dalam hidupmu.

Teman, bagaimana rasanya tidur berselimut kehangatan?
Nyamankah?? Andai kami bisa merasakan.
Teman, bagaimana rasanya bermain dan belajar disekolahan?
Asyik kah?? Andai kami bisa merasakan.

Teman, bagi kami tidur adalah sebuah siksaan.
Beralaskan koran dan beratapkan langit ciptaan tuhan.
Teman, bagi kami sekolah adalah sebuah khayalan.
Berharap suatu hari nanti menjadi kenyataan.

Teman, masihkah kau mengeluh kepada tuhan?
Karena yang kau inginkan tak terkabulkan.
Teman, masihkah kau mengeluh pada kehidupan?
Karena mimpimu yang tak terwujudkan.

Sedangkan kami disini hidup sebagai sampah jalanan.
Sedangkan kami disini berusaha tertawa dalam pahitnya kehidupan.
Dunia memandang kami dengan sebelah matanya.
Seakan kami tak pantas tinggal dalam keindahanya.

Teman, maukah kau merasakan yang kami rasakan? Mungkin tidak.
Hinaan adalah makanan yang tak mampu kami habiskan.
Rasa iba adalah hujan yang selalu kami nantikan.
Tangan menengadah bukan hanya untuk berdo’a.
Berharap secuil rezeki mendarat tepat di atasnya.

Teman, bersyukurlah atas nikmat yang kau rasakan.
Lihatlah kami yang hidup dalam penderitaan.
Mengais rezeki dengan penuh keterhinaan.
Hanya demi sesuap nasi yang kau abaikan.

Teman, coba kau bayangkan..
Sampah yang kau buang dan campakkan.
Bagi kami adalah sumber kehidupan.
Teman, coba kau bayangkan..
Makanan yang tak kau habiskan.
Bagi kami adalah sumber kenikmatan.

Teman, disana engkau terbuai akan kenikmatan.
Sementara kami disini menanggung pahitnya penderitaan.
Teman, di depanmu tersuguh segala jenis makanan.
Sementara perut kami bertahan dalam kelaparan.
Dunia memandang kami dengan sebelah matanya.
Seakan kami tak pantas tinggal dalam keindahanya.

Teman, maukah kau merasakan yang kami rasakan? Mungkin tidak.
Teman, bersyukurlah atas nikmat yang kau rasakan.
Lihatlah kami yang hidup dalam penderitaan.
Mengais rezeki dengan penuh keterhinaan.
Hanya demi sesuap nasi yang kau abaikan.
Label: 0 komentar | edit post